Tadi malam, tepat pada 15 September 2012 pukul 19.00 WIB mertua Pujangga Piningit bertamu kekediaman orang tua Pujangga Piningit. Ada perbincangan krusial diantara mertua dan orang tuanya.
Sembari tidur-tiduran di kamarnya, Pujangga Piningit sambil mendengarkan perbincangan tersebut. heran, gugup, dan bingung setelah beliau mendengarkan bahwa telah diputuskan tanggal pernikahannya pada 1 November 2012.
Sehingga terciptalah sebuah puisi yang berjudul:
Pernikahanku Tinggal 47 Hari Lagi
Esok pagi akan kuhirup udara segar
Sehingga sesak ini dibawa pergi
Hati yang tulus pasrah
Mencoba berkaca
Melawan degupan dada
Ya rabb…
Aku sadar sangat mencintainya
Tapi aku belum siap menjalankan amanah ini
Bukankah ini beban yang besar
Bukannya nikah itu amanah
Kini, kucoba menghitung hari
Agar waktu terasa lama
Sambil berdoa kepada engkau ya rabb…
Berikanlah petunjuk agar aku bisa jadi pemimpin baginya
Aku tidak menyalahkan cinta
Meski ku tahu, cintalah penyebab semua ini terjadi
Sebab cinta, akan segera datang pernikahan
Kemarin…
Kutulis kata hati lewat puisi cinta
Sekarang…
Sudah saatnya aku merubah diri
Kasih…
Aku tahu kau senang
Engkau yang menginginkan segera menikah
Do’amu telah terkabul
Semoga pernikahan ini menjadi jalan terang dalam terkikisnya umur kita
Dan semoga diridhoi oleh Allah subhanahuwataala
Amin ya rabbal alamin
Demikian puisi rasa gugup Pujangga Piningit. Semoga pernikahannya nanti dapat syafaat dan ridhallah.
0 komentar:
Posting Komentar