Dulu, Situbondo terkenal dengan sebutan kota santri. Sejak kecil motto tersebut sudah terngiang ditelingaku. Memang benar dan pantas julukan kota santri bagi situbondo, jika dilihat dari segi banyaknya pondok, suro, madrasah, dan masjid yang tersebar di kota sampai ke desa. Sampai desa terpencilpun, yang namanya santri abangan itu tetap eksis sampai sekarang.
Mengaji itu tidak hanya menjadi kewajiban. Akan tetapi, menjadi budaya. Bagi anak kecil kurang lebih berumur 3-4 tahun pasti diserahkan ke guru ngaji setempat untuk dididik. Misalnya: belajar membaca al-quran, menulis bahasa arab, belajar tata krama, dll. Tentu saya juga mengalaminya dong… Seingat saya, terakhir mengaji yaitu lulus SMA dan hendak berangkat kuliah ke kota seberang. Jikalau mungkin kuliah di kota situbondo, insyaallah masih mengaji sampai sekarang.
Itulah budaya yang sudah memasyarakat. Berbicara soal pondok. Jaman modern seperti sekarang ini masih ada orang mondok. Di situbondo ada dua pondok besar yaitu di pusat kota (diasuh oleh K.H.R. As'ad Kholil) dan di Sukorejo (di asuh oleh almarhum K.H.R. Fawaid). Kedua kiai tersebut adalah kakak beradik dari Waliyullah K.H.As'ad Syamsul Arifin yang tersohor namanya di seluruh tanah jawa.
Dari masing-masing pondok yang disebut diatas, ribuan santri dari pelosok kota yang mondok disana. Semakin hari berlalu, jaman mulai berkembang. Kebebasan masuk ke desa-desa. Sampai pondok juga berubah modern. Inilah awal dari kemakmuran santri-santri penikmat dosa. Kata paracan sudah bukan kata yang istimewa bagi para santri. Tapi hal yang lumrah para santri berpacaran. Saya pikir, ustad (guru didik) mereka tahu akan hal itu. Entah bagaimana budaya pacaran itu juga merebak ke pondok-pondok.
Sebenarnya, berbicara kota santri situbondo, tidak hanya berbicara pondok. Melainkan secara umum, mau yang mondok mau yang tidak, yang penting mereka tinggal di kota santri tercinta. Saya tersenyum ketika melihat moto “kota santri” itu masih terpampang rapi di wikipedia.
Yah, inilah kotaku yang sebenarnya. Memang seharusnya menyandang motto yang positif. Namun, di tahun 2012 ini ada berita yang mengganjal, tapi kenyataan.
Bahkan, baru-baru ini ada lagi yang membuat telinga menjadi merah.
Sudah lihat kan dua julukan yaitu situbondo bergoyang dan situbondo ceria. Hal ini bukan berita positif karena situbondo mendapat penghargaan baru. Melainkan, ejekan dan kejelakan bagi kota situbondo.
Inilah mengapa saya sebut bahwa Masih Pantaskah Situbondo Dijuluki Kota Santri?
7 komentar:
memang sekarang udah jaman modern apa2 semua sudah nggak melihat yang dulu yang sangat dipertahankan sekali, bahkan bukan di situbondo aja itu terjadi di kota2 lain pun juga mengalami hal yang sama dan itu pun datang dari para santri2, ya sangat memperhatikan
@rental Mobil: benar sekali. makasih dah berkunjung
Anda Jangan Meremehkan dan menjelekkan Situbondo, ladie situbondo bergoyang/http://www.youtube.com/watch?v=j5SpmPzIgYs (video bukan mesum ko'). Jangan berfikir Negatif lah...!emang ada orang yang buruk disitubondo, Tapi Masih Banyak Orang Yang Baik Di Situbondo...!
Diri kitapun belum tentu lebih baik dari mereka ko', yang terpenting kita perbaiki diri kita sendiri, aku yakin jika kita memperbaiki diri kita sendiri otomatis kita tidak akan menjelekkan orang lain, apalagi berfikir negatif yang menyangkut Situbondo!. (zainulhakim1@yahoo.co.id)
@hakim linda: saya ini berbicara fakta. dan memangnya anda tinggal dimana? sebaiknya telitilah kenyataan yang sebenarnya sebelum anda menanggapinya.
Situbondo "Bumi Sholawat Nariyah"
Bukti hampir disetiap masjid dan musholla diselenggarakan pengajian sholawat nariyah walaupun kecil"an tpi barokahnya,,,
benar banget julukan tersebut..... tapi yang merusak julukan itu masih banyak tempat perjudian n kemaksiatan yang masih legal di situbondo.....
benar banget julukan tersebut..... tapi yang merusak julukan itu masih banyak tempat perjudian n kemaksiatan yang masih legal di situbondo.....
Posting Komentar